Kekhawatiran tentang bahaya plastik bagi kesehatan telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu isu yang sering dibahas adalah apakah makanan panas yang dibungkus dengan plastik dapat menyebabkan kanker. Artikel ini akan mengulas fakta dan mitos di balik klaim tersebut, serta memberikan panduan tentang cara aman menggunakan plastik dalam kehidupan sehari-hari.
1. Mengapa Plastik Dipertanyakan?
Plastik adalah bahan yang sangat umum digunakan untuk membungkus makanan karena sifatnya yang ringan, fleksibel, dan tahan lama. Namun, beberapa jenis plastik mengandung bahan kimia yang disebut phthalates dan bisphenol A (BPA), yang dikenal sebagai endocrine disruptors, yaitu zat yang dapat mengganggu sistem hormon tubuh. Ketika plastik dipanaskan, ada kekhawatiran bahwa bahan kimia ini dapat meresap ke dalam makanan dan kemudian dikonsumsi oleh manusia.
2. Fakta: Potensi Risiko dari Bahan Kimia dalam Plastik
Penelitian menunjukkan bahwa BPA dan phthalates dapat meresap ke dalam makanan, terutama ketika plastik dipanaskan. Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan jangka panjang terhadap BPA dan phthalates dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker, seperti kanker payudara dan prostat. Namun, penelitian ini sering dilakukan pada dosis yang jauh lebih tinggi daripada yang mungkin dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mitos: Semua Plastik Berbahaya
Tidak semua plastik mengandung BPA atau phthalates. Beberapa plastik yang digunakan untuk membungkus makanan, seperti plastik polietilen (PE) dan polipropilen (PP), dianggap lebih aman karena tidak mengandung BPA. Penting untuk memperhatikan kode daur ulang pada produk plastik untuk mengetahui jenis plastik yang digunakan. Plastik dengan kode daur ulang 2 (HDPE), 4 (LDPE), dan 5 (PP) biasanya dianggap lebih aman untuk digunakan dalam kontak dengan makanan, termasuk makanan panas.
4. Apa Kata Badan Kesehatan?
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyatakan bahwa tingkat BPA yang digunakan dalam kemasan makanan dianggap aman untuk konsumsi manusia. Namun, ada anjuran untuk meminimalkan paparan, terutama pada bayi, anak-anak, dan ibu hamil. Di sisi lain, beberapa badan kesehatan, seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), masih meneliti potensi risiko jangka panjang dari paparan bahan kimia dalam plastik.
5. Cara Aman Menggunakan Plastik untuk Makanan
Untuk mengurangi risiko kesehatan yang mungkin terkait dengan penggunaan plastik untuk makanan panas, berikut beberapa langkah yang dapat Anda ikuti:
- Hindari Memanaskan Makanan dalam Plastik: Sebisa mungkin, hindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, terutama di microwave. Gunakan wadah kaca atau keramik yang aman untuk microwave sebagai gantinya.
- Periksa Label dan Kode Daur Ulang: Pilih plastik dengan kode daur ulang 2, 4, atau 5, yang dianggap lebih aman untuk kontak dengan makanan.
- Gunakan Kertas atau Alumunium Foil: Jika perlu membungkus makanan panas, pertimbangkan untuk menggunakan kertas makanan atau alumunium foil sebagai alternatif plastik.
- Jangan Gunakan Plastik yang Terlihat Rusak: Hindari menggunakan plastik yang sudah retak, meleleh, atau rusak karena ini bisa meningkatkan risiko pelepasan bahan kimia berbahaya.
Kekhawatiran tentang makanan panas yang dibungkus plastik dan risiko kanker memang beralasan, tetapi penting untuk memisahkan fakta dari mitos. Sementara beberapa jenis plastik dapat melepaskan bahan kimia berbahaya saat dipanaskan, tidak semua plastik berisiko tinggi.
Dengan memilih jenis plastik yang aman dan menghindari memanaskan makanan dalam wadah plastik, Anda dapat mengurangi risiko paparan bahan kimia berbahaya. Tetaplah bijak dalam menggunakan plastik dan selalu prioritaskan kesehatan Anda dan keluarga dengan memilih alternatif yang lebih aman.
Yuk dapatkan informasi selengkapnya terkait penyakit, obat, suplemen, vaksin, vitamin, artikel kesehatan, dan seputar kefarmasian dengan mengunjungi laman https://pafikotatarutung.org/ sebagai laman resmi organisasi Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI).